Radio Komunitas Melestarikan Budaya dan Kearifan Lokal

 Yogyakarta (14/9) Radio Komunitas sebagai media warga memiliki kewajiban dalam mempertahankan kearifan lokal. Dengan berbagai kondisi yang dialami radio komunitas, akan tetapi Radio Komunitas (Rakom) di Yogyakarta tetap eksis dalam penyelenggarakan penyiaran. Meskipun rakom kadang off saat pemancar sedang rusa, tapi kalau rakom sebulan tidak mengudara masyarakat sudah menanyakan demikian disampaikan Hari Wibowo Pimpinan Rakom Diorama Fm  Demangan Yogyakarta, yang juga menjabat Dewan Anggota JRKY untuk Kota Yogyakarta. Selanjutnya Dewan Anggota Sleman Eko Prastyo juga menyampaikan sebagai langkah untuk meningkatkan eksistensi rakom Sleman, pegiat rakom di Sleman harus sering bertemu untuk berkoordinasi, termasuk upaya agar Rakom juga terlibat dalam pemanfaatan Dana Keistimewaan.demikian disampaikan Eko dalam Rapat Rutin Rakom JRKY pada Minggu sore 14 September 2014 di Mentari FM Bantul Yogyakarta.

Ketua JRKY MArdiyana juga menyampaikan sehubungan dengan upaya JRKY sehubungan dengan Dana Keistimewaan, karena sesuai dengan kegiatan rakom dalam mempertahankan  budaya dan kearifan lokal.Selain itu juga disampaikan sehubungan dengan perkembangan calon Komisioner yang terbentuk di periode sekarang, serta Program JRKY termasuk pembuatan pemancar yang masih dalam tahap Uji bersama UGM. Hal tersebut juga disikapi juga Anggota Dewan Gunung Kidul Widodo Sunan, yang sudah berusaha mengakses Dana Keistimewaan tersebut, sehubungan dengan KPID, selama ini KPID belum berbuat banyak hal untuk keberadaan Rakom terbukti dari 2 kepengurusan KPID belum ada rakom yang dapat ijin demikian di tandaskan Widodo.

Hadir dalam rapat tersebut sekitar 30 orang dari Rakom di Yogyakarta, dan masing masing melakukan sharing sehubungan kegiatan penyiaran di rakomnya. semua sepakat untuk rapat rutin dua bulanan pada bulan November mendatang akan dilaksanakan di Radio Swaka Fm Kulonprogo.

Diliput : Djonet Wijaya FM