Pembangunan Infrastruktur masih Tebang Pilih

Pembangunan  berbagai sektor  menjadi persaingan yang luar biasa di negeri ini terlebih dibidang infrastruktur, kemegahan dan pelayanan cepat menjadi trend dalam perlombaan meraih simpati baik untuk kalangan tingkatan ekonomi bawah, menengah,  maupun kaum elite. Semua infrastruktur dewasa ini mengacu pada kemewahan, simple, dan terkesan modern. Hal ini karena tuntutan dan kemajuan pembangunan dan tehnologi kita dan dilakukan tidak hanya perkantoran swasta maupun pemerintah, tetapi  fasilitas-fasilitas umum seperti WC umum, tempat ibadah, ATM, dan fasilitas lainnya yang sengaja disiapkan untuk memberikan pelayanan terbaik mskipun  kadang tanpa kita sadari memanjakan masyarakat kita.

Penyediaan infrastruktur modern dengan tehnologi modern itu cita-cita setiap bangsa, meskipun yang terjadi sekarang kadang tidak menengok kebelakang apakah setiap manusia dapat mengikuti perkembangan itu..? jawabanya adalah tidak. Pembangunan infrastruktur masih berorientasi pada manusia-manusia yang utuh secara fisik atau kurang memperdulikan kaum lemah atau kaum difabel. Kenapa demikian..? kita dengarkan cerita dari salah seorang (tidak disebutkan namanya) dia adalah orang yang pernah mengalami kecelakaan sehingga dalam waktu lama hanya berjalan dengan kursi roda kemudian tongkat. Selama menjalani kehidupan seperti itu diceritakan bahwa selama di rumah sakit VIP di Jakarta keadaan itu tidaklah menjadi kendala, karena perawat dan semua yang terlibat disitu melayaninya dengan sangat baik. Demikian juga saat mau masuk diBank-bank, atau swalayan, atau perkantoran  penjaga pintu akan melayaninya dari membuka pintu sampai selesai memperoleh yang dibutuhkan.

Permasalahan yang dialami adalah justru ketika dia masuk ke WC umum, ATM, atau ke warung-warung tradisional. Warung Tradisional cenderung sibuk dengan pembeli yang sudah ngantri dan  sering tidak tau kalau ada orang berkebutuhan khusus yang tidak bisa  naik tangga atau menaiki trotoar di depan warungnya. Selain itu yang terjadi di ATM seringnya juga harus menaiki tangga, kadang pintu hanya bisa ditarik sehingga menyulitkan pengguna kursi roda untuk sampai ke mesin ATM. WC umum yang disiapkan di POM Bensin juga harus memutar-mutar dan melewati taman ataupun tangga yang juga tidak kalah menyulitkan.

Dari sini dia berharap dan  dicontohkannya ATM itu sebaiknya  dijaga, jika tidak dijaga setidaknya disediakan jalan menanjak sedikit tidak apa-apa tapi bukan tangga, dan pintu juga bias didorong dengan tidak berat, sehingga bisa mudah digunakan siapapun termasuk difabel termasuk anak-anak dan perempuan kadang juga kurang diperhatikan khususnya terkait fasilitas umum seperti  disediakan 3 bak tempat kencing laki-laki tetapi hanya hanya dengan 1 kamar mandi. Padahal laki-laki juga menggunakan kamar mandi dan perempuan tidak dapat menggunakan tempat kencing laki-laki, akibatnya perempuan sering mengantri. Contoh-contoh kecil tersebut menjadi perhatian kita, agar ada perimbangan sehingga kemajuan pembangunan ini dapat dirasakan dan dinikmati semua elemen masyarakat. Sudah baikkah infrastruktur kita..?

Djonet-Wijaya FM