Tradisi Wiwet sebagai Ungkapan Rasa Syukur



Tradisi Wiwet pada saat menjelang panen bagi masyarakat petani di dusun Kroco kalurahan  Sukoharjo kecamatan Ngaglik kabupaten Sleman masih melekat , sekitar 70 persen petani masih nguri-uri tradisi tersebut sebagai ungkapan  rasa syukur atas rejeki yang diberikan Tuhan YME, demikian disampaikan oleh Margono ketua RW dusun Kroco. Beliau juga menyampaikan bahwa tidak hanya pada waktu akan panen padi saja tradisi tersebut dilakukan warganya, tetapi juga   tiap menjelang panen lainnya seperti  panen  tebu, dan lombok.

Selain itu Nyi Supadmi yang merupakan salah seorang petani didusun tersebut  juga menceritakan bahwa setiap menjelang panen selalu mengundang warga khususnya anak-anak untuk ikut merayakan acara wiwet yang  dilakukannya. Uborampe (peralatan dan menu) yang disiapkan diantaranya nasi menggono, sambel gepeng, telur ayam kampung, gereh petek (ikan asin jenis Petek), dan gudangan.Demikian juga Pemuda didusun tersebut juga mendukung untuk tetap mempertahankan budaya tradisi yang merupakan budaya kearifan lokal, disampaikan Amir salah seorang pemuda dusun Kroco bahwa dia juga menerima dengan senang hati ketika diajak ataupun dibagikan menu wiwitan, meskipun dengan menu yang sederhana.

Margono juga berharap bahwa tradisi tersebut kerena  merupakan tradisi warisan leluhur dan merupakan
wujud syukur, sehingga beliau menghimbau untuk tidak dibiarkan punah meskipun sudah banyak petani modern yang sudah tidak lagi menggunakan tradisi tersebut. Dengan tradisi ini juga diharapkan dapat semakin meningkatkan kerukunan warganya. Demikian disampaikan Ketua RW tersebut dalam wawancaranya dengan wartawan Wijaya FM di rumahnya.

Wahid-Wijaya FM